Selasa, 19 Mei 2009

About Unio Projo

PERKENALAN,kami adalah calon-calon Imam Diosesan, yang dikenal dengan sebutan Imam Projo. Apa sih sebenarnya "Imam Projo" (Imam Diosis) itu? Manakah ciri khas yang melekat padanya,yang membedakannya dari Imam SVD,MSF,OMI dan lain-lain? Bila Anda berminat? Baiklah berikut akan diuraikan secara singkat tentang siapa dan apa itu Imam Diosis.

A. IMAM DIOSIS ATAU IMAM PROJO

Gereja dalam suatu wilayah Keuskupan dipimpin oleh Bapak Uskup. Uskup adalah penganti Para Rasul,yang menjadi pimpinan tunggal dalam penggembalaan umat setempat. Uskup menjalankan tugas kegembalaannya dibantu oleh para Imam.

Di Indonesia sejak abad 18 yang bekerja dalam karya Gereja adalah Imam-imam pendatang dari luar negri (Misinaris)yang tergabung dalam ikatan Ordo atau Tarekat atau Kongregasi. Mereka bukan orang-orangnya Uskup,bukan bawaannya Uskup secara langsung. Mereka adalah orang-orang Ordo/Tarekat/membantu uskup setempat. Uskup setiap kali harus meminta kepada Kepal Ordo/Tarekat/Kongregasi,apakah mereka bersedia mengutus anggotanya untuk membantunya. Jika tidak diberikan atau tenaga yang telah diutus ditarik kembali maka Uskup tidak bisa berbuat apa-apa.

Seiring dengan berkembangnya Gereja di Indonesia maka muncullah imam-imam pribumi yang ingin mempersembahkan hidupnya untuk Gereja,ada yang mendaftarkan diri secara langsung kepada Uskup untuk menjadi pekerja milik keuskupan.

Itulah sebabnya mereka disebut Imam Diosis (Imam Keuskupan) Mereka juga ditugaskan dalam karya Paroki. Imam Diosis juga berkecimpung dalam karya sosial,pendidikan,kepemudaan,pembinaan rohani,penyuluh pertanian, dosen,wartawan,pastor tentara,pemimpin retret,pastor pramuka, ketua yayasan pendidikan,dll. Pendek kata bekerja dibidang-bidang yang juga merupakan tugas dan tanggungjawab Uskup.

B. PENDIDIKAN IMAM PROJO DI INDONESIA

Tahun 1936, Mgr. Willekens, Vikaris Apostolik Batavia (Jakarta), berpendapat bila Gereja mau berakar kuat di Indonesia, perlulah dibentuk pasukan imam-imam asli (pribumi).

Tanggal 15 Agustus 1936 dibuka Seminari Tinggi Projo Indonesia pertama di Muntilan. Dalam perkembangannya Seminari ini berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Baru sepuluh tahun kemudian mempunyai rumah yang tetap,yakni dipinggit Kali Code. Dalam waktu 15 tahun rumah tersebut tidak mampu menampung penghuni yang semakin banyak. Sejak tahun 1968, Seminari Agung Santo Paulus,Keuskupan Agung Semarang menempati gedung baru di Kentungan, 6 km di utara Yogyakarta. Di sinilah para calon imam baik dari pulau Jawa maupun luar Jawa mengembangkan dirinya untuk menjadi seorang imam.

Tahun 1977, atas prakarsa Uskup Surabaya,Malang dan Denpasar, didirikan Seminari Tinggi Projo "Giovanni" di Malang.

SEMINARI SANTO YOSEF

Pada awalnya bernama St. Yosef, dengan makna : Mendidik seminaris yang mau bekerja keras,tekun dan taat dalam bimbingan Tuhan sebagaimana Santo Yosef. Tanggal 21 Mei 1938, wilayah Misi MSF di Kalimantan yang meliputi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dipisahkan dari Vikariat Apostoliknya (Pontianak) dan dijadikan Prefektur Apostolik Banjarmasin,dan tanggal 19 Oktober 1938 Peter Jac Kusters MSF diangkat menjadi Prefek Banjarmasin.

Program kerja Pater Jac Kusters MSF meliputi 3 hal :

  1. Perbaikan dibidang sosial,berhubung adanya pergeseran pada bidang adat dan kebiasaa pada kebiasaan pada masyarakat sebagai suku setempat.
  2. Mengintensifkan karya pastoral,supaya khususnya permasalahan hidup perkawinan dapatditangani secara lebih baik.
  3. Mengusahakan adanya konsolidasi dibidang pendidikan dan pengajaran,kareba adanyapembukaan sekolah-sekolah dan pertumbuhannya yang terlalu cepat,baik sekolah yangdidirikan oleh Pemerintah maupun pihak Gereja.


Tanggal 12 Juli 1950, Mgr. J. Groen MSF,Vikaris Apostolik Banjarmasin,mendirikan Seminari Menengah dengan nama pelindung St. Yosef Pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencetak tenaga pastoral yang taat,tekun, bekerja keras serta setia pada karya dan rencana Allah.

Setelah empat tahun berjalan, ternyata banyak peminatnya,sehingga tahun 1954 Seminari St. Yosef ini dipindahkan ke Sanga-sanga,kira-kira 10 Km arah ke laut, dari Kota Samarinda Kalimantan Timur.
Seminari St. Yosef Sanga-sanga direncanakan akan menjadi Seminari Menengah Regional bagi Vikariat Banjarmasin dan Samarinda.

Tahun 1956 diadakan konferensi Vikaris seluruh Kalimantan, salah satu keputusannya adalah mengirim 3 kelas ke Seminari Nyarungkop-Pontianak hal ini dilakukan karena di Seminari Sanga-sanga kekurangan tenaga pengajar.

Tanggal 27 Juni 1959 Seminari Menengah St. Yosef Sanga-sanga di tutup. Kelas yang ada dipindahkan ke Seminari Nyarungkop Pontianak-Kalimantan Barat, hanya Kelas Persiapan Atas (KPA) tetap tinggal di Kalimantan Timur. Kemudian KPA ini dipindahkan ke Desa Tering, kira-kira 500 Km dari Samarinda.

SEMINARI St. YOHANES DON BOSCO SAMARINDA

Tahun 1961, Seminari Menengah dibuka kembali di Samarinda. Para Siswa Seminari selama tiga tahun pertama mengikuti pelajaran SMP dab tiga tahun selanjutnya mengikuti pelajaran SMA. Di Seminari mereka mendapat pelajaran tambahan Bahasa Latin dan bidang-bidang pembinaan agama.
Cara pengajaran seperti ini dapat berlangsung dengan baik karena pada tahun 1959 telah dibuka SMP Katolik di Samarinda. Selanjutnya tahun 1963 SMA Katolik pun dibuka,sehingga siswa Seminari Menengah yang berbeda di Nyarugkop-Pontianak dipindahkan kembali ke samarinda. Beberapa tahun kemudian Vikariat Banjarmsin juga mengirim siswa Seminarinya ke Samarinda.

Tahun 1971,Seminari St. Yosef diintegrsikan dengan Asrama St.Yohanes Don Bosco, sebuah asrama untuk pelajar Putra Non Seminaris yang didirikan tahun 1956. Semenjak penggabungan itu nama Seminari St. Yosef berubah menjadi "Asrama Seminari St. Yohanes Don Bosco. Pada tahun 1993, penggabungan ini dirombak, para Seminaris dipisahkan dengan yang non Seminaris. Para Seminaris pindah ke Gedung Seminari Don Bosco di jalan Pasundan 78, hingga sekarang

Persyaratan Masuk Imam Diosesan

Untuk mendaftar menjadi calon Imam Projo ikutilah ketentuan sebagai berikut
    1. Pria sehat rohani dan jasmani
    2. Tidak terikat tali perkawinan
    3. Sudah dibaptis
    4. Hidup Katolik yang baik
    5. Lulusan SMU/SMK/Seminari Menengah/Sudah kerja/Postulat
    6. Bercita-cita jadi Imam yang membaktikan diri untuk Gereja setempat
    7. Mendapat restu orang tua
    8. Lulus test masuk Seminari
    9. Bersedia mengiktuti peraturan yang telah ditentukan

ANDA BERMINAT?

Silahkan menghubungi kami pada alamat berikut ini:

  • Seminari Tinggi Giovani
Jl. Terusan Bendungan Sigura-Gura Barat 2 Post code 12 Malang 65112
  • Tahun Rohani. Jl. Sumber Wuni No. 14 Lawang 65126
  • Seminari Menengah St.Yohanes Don Bosco Keuskupan Agung Samarinda
Jl.Pasundan No.78 RT.19.RW.07 Kelurahan Jawa
Telp. (0541) 742268, Mobile. 081346267263. Email : indropr@yahoo.com
Samarinda-Kalimantan Timur.